Di kalangan masyarakat masih banyak yang memiliki pemahaman yang tidak tepat tentang ASI dan menyusui. Ada yang menganggap menyusui merepotkan, ada yang tiba-tiba berhenti menyusui karena menderita penyakit, atau ada pula yang menghentikan menyusui saat anak sakit. Benarkan demikian? Kita simak penjelasan berikut, ya...
- ASI tidak cukup mengandung zat besi untuk memenuhi kebutuhan bayi. TIDAK BENAR. ASI mengandung zat besi dalam jumlah yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya setidaknya untuk 6 bulan pertama. Susu formula mengandung terlalu banyak zat besi yang ditambahkan namun sangat sedikit yang terserap oleh usus bayi, sehingga sebagian besar dikeluarkan lewat BAB.
- Menyusui membuat ibu tidak bebas beraktivitas. TIDAK BENAR. Seorang bayi dapat disusui di mana saja, kapan saja, sehingga lebih memudahkan ibu. Tidak perlu menyiapkan berbagai peralatan, atau mengkhawatirkan kesterilan proses pembuatan susu formula. Yang terpenting, ASI tetap dapat diperah/dipompa apabila ibu memang harus meninggalkan bayi di rumah.
- Tidak ada cara untuk mengetahui seberapa banyak ASI yang diminum oleh bayi. TIDAK BENAR. Memang tidak ada cara mudah untuk mengukur jumlah ASI yang dikonsumsi bayi, tetap kita bisa mengetahui apakah bayi sudah mendapatkan ASI yang cukup. Pastikan posisi dan perlekatan bayi saat menyusu sudah benar sehingga bayi dapat minum ASI bukan hanya ngempeng. BAK minimal 5-6 kali sehari, dan melepaskan sendiri payudara saat selesai menyusu. Bayi tampak tenang, kenyang, dan tidak rewel ketika selesai menyusu, dan setiap bulan ada kenaikan BB yang wajar.
- Apabila seorang ibu menderita penyakit infeksi, maka dia harus berhenti menyusui. TIDAK BENAR. Menyusui justru membuat bayi lebih tahan terhadap infeksi, dengan sedikit sekali pengecualian. Pada saat sang ibu mengalami demam (atau batuk, muntah, diare, ruam, dsb), sang ibu sudah menularkan infeksi tersebut ke bayinya jauh sebelum ibu tahu bahwa ibu sedang menderita sakit. Perlindungan terbaik bagi bayi yang mengalami infeksi adalah ASI. Apabila bayi ikut tertular, maka bayi akan lebih cepat pulih bila tetap mendapatkan ASI. Selain itu, mungkin saja sebenarnya sang bayilah yang menderita infeksi dan menularkannya pada ibunya, tetapi bayi tidak menunjukkan tanda-tanda sakit karena bayi terus minum ASI. Demikian pula infeksi payudara, termasuk rasa nyeri dan pembengkakan payudara, bukan alasan berhenti menyusui. Bahkan infeksi payudara akan cepat pulih apabila ibu terus menyusui terutama menyusui dengan payudara yang sedang sakit.
- Apabila bayi menderita diare atau muntah-muntah, maka ibu harus berhenti menyusui. TIDAK BENAR. Obat yang paling mujarab untuk infeksi saluran pencernaan bayi adalah ASI. ASI satu-satunya cairan yang dibutuhkan oleh bayi ketika dia sedang diare dan/atau muntah-muntah, kecuali dalam kasus tertentu yang sifatnya luar biasa. Tentunya bayi akan merasa lebih nyaman ketika sedang menyusu dan ibu pun akan merasa lebih tenang ketika sedang menyusui.
- Apabila seorang ibu sedang mengkonsumsi obat-obatan, maka dia harus berhenti menyusui. TIDAK BENAR. Hanya sedikit sekali jenis obat-obatan yang tidak aman dikonsumsi selama menyusui. Apabila ibu sedang minum obat, maka ASI akan mengandung sedikit sekali obat yang sedang diminum ibu tersebut. Meskipun demikian, saat berkonsultasi ke dokter sampaikan bahwa ibu sedang menyusui, sehingga dokter akan meresepkan obat yang benar-benar aman untuk ibu menyusui.
Referensi:
www.ibconline.ca