PUASA RAMADHAN BAGI IBU MENYUSUI
Sumber: canva
Admin
17 Mar 2023 21:03 WITA

PUASA RAMADHAN BAGI IBU MENYUSUI

Ibu menyusui membutuhkan tambahan kalori untuk menyusui dan memproduksi ASI. Kebutuhan kalori rata-rata wanita usia subur sekitar 2.150 hingga 2.250 kkal. Selama masa menyusui, dibutuhkan tambahan 330 kkal pada 6 bulan pertama, dan 400 kkal pada 6 bulan kedua, untuk memproduksi ASI sekitar 800-1.000 ml. Dengan adanya peningkatan kebutuhan kalori, apakah ibu menyusui dapat tetap menjalankan puasa di bulan Ramadhan?

Hukum asal puasa Ramadhan bagi ibu menyusui adalah wajib. Sebagaimana firman Allah:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْکُمُ الصِّيَا مُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِکُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ 

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,"

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 183)

Namun, kondisi ibu menyusui yang berbeda-beda menjadikan hukumnya jadi berubah sesuai kondisi masing-masing. Ibu menyusui yang melakukan puasa ramadhan dengan kondisi:

1. sehat, nyaman, tidak berat; atau

2. merasakan berat atau kesulitan yang wajar dan lumrah dialami dan masih kuat menjalani; atau

3. bayi sehat dan tidak ada yang dikhawatirkan akan membahayakan

maka dia tetap wajib berpuasa Ramadhan. 

Namun, jika puasa Ramadhan menyebabkan:

1. rasa berat yang tidak wajar; atau

2. khawatir membahayakan dirinya; atau

3. khawatir membahayakan bayinya; atau

4. menurut dokter yang amanah, dia disarankan tidak berpuasa

maka dia memiliki uzur syar'i untuk tidak berpuasa. 

Jika tetap berpuasa apakah akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI?

Dari segi kuantitas, menurut penelitian, sebenarnya produksi ASI pada ibu yang sedang berpuasa tidak berkurang selama pengosongan payudara tetap berlangsung. Beberapa penelitian juga menunjukkan, bahkan dalam kondisi dehidrasi sedang pun sebenarnya produksi ASI tetap berlangsung. Mengenai kualitas ASI, kadar beberapa mikronutrien akan berkurang saat berpuasa seperti seng, magnesium ataupun kalium. Namun, hal ini sifatnya hanya sementara dan akan langsung tergantikan saat ibu sudah mulai makan kembali saat berbuka puasa. Sedangkan kadar makronutrien, yaitu karbohidrat, protein, dan lemak tetap sama sehingga tidak akan mengganggu tumbuh kembang anak. Bahkan prolaktin, yaitu hormon yang sangat berperan pada produksi ASI dan juga berfungsi dalam memproduksi lemak ASI, akan melepaskan asam lemak dari jaringan lemak sehingga komposisi lemak ASI tidak berpengaruh meskipun ibu berpuasa. Jadi, berpuasa tidak mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI.

Apa yang diperlu diperhatikan jika ingin berpuasa?

1. Pastikan bayi dalam keadaan sehat

Jika bayi sudah berusia di atas 6 bulan, silahkan berpuasa jika mampu. Namun, jika bayi masih berusia di bawah 6 bulan dan dikhawatirkan akan berpengaruh pada kondisi ibu dan bayi, maka silahkan menggunakan keringanan dari Allah. Perhatikan pula kondisi kesehatan dan berat badan badan bayi. Jika berat badan bayi tidak normal maka segera lakukan manajemen laktasi untuk mengejar kenaikan berat badan. Jika ragu, konsultasikan ke dokter untuk memastikan boleh atau tidaknya menjalankan puasa.

2. Pastikan ibu dalam keadaan sehat

Jika Ibu merasa kelelahan atau merasa tidak enak badan ketika berpuasa, dianjurkan untuk tidak berpuasa untuk sementara waktu agar tidak mempengaruhi produksi ASI. Silahkan melanjutkan kembali puasa saat kondisi sudah sehat.

3. Pastikan ibu mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang

Nutrisi dari sahur harus memenuhi kurang lebih 40% dari kebutuhan total kalori. Jadi pada saat sahur, disarankan untuk mengonsumsi makanan yang lengkap, mengandung gizi yang seimbang, yang terdiri dari makanan pokok, lauk nabati dan hewani, sayur dan buah. Saat berbuka puasa, 10% kebutuhan kalori terpenuhi dari takjil, berupa makanan atau minuman manis seperti kurma atau buah-buahan yang lain. Dan 50% kebutuhan kalori terpenuhi dari makan malam yang mengandung gizi seimbang seperti saat sahur.

4. Pastikan kebutuhan cairan terpenuhi

Ibu menyusui membutuhkan cairan sekitar 3-4 liter per hari, yang dapat diperoleh dari air putih, jus, kuah sayur, atau cairan lain. Pastikan tubuh tidak mengalami dehidrasi selama menjalankan puasa. Jika terdapat tanda-tanda dehidrasi seperti jarang buang air kecil dan air urin berwarna kuning pekat serta berbau, mulut kering, sakit kepala, pandangan berkunang-kunang, lemas, mual dan muntah, segera isi kembali cairan tubuh dengan air putih atau cairan elektrolit untuk merehidrasi tubuh.

Jadi, sebelum memutuskan berpuasa di bulan Ramadhan pastikan ibu dan bayi dalam keadaan sehat. Ketulusan niat beribadah karena Allah semata, insya Allah akan mendapatkan kemudahan dalam menjalankannya.      

 

Dapatkan sekarang

Sepenuh Cinta, Ringan dan cepat
0 Disukai
Lihat Juga
Admin
14 Jul 2023 14:40 WITA