MITOS MENYUSUI (1)
Sumber: canva
Admin
23 Jan 2023 15:13 WITA

MITOS MENYUSUI (1)

Banyak beredar berbagai informasi di masyarakat tentang menyusui, namun tidak semua informasi itu benar. Kemudahan mengakses berbagai informasi di media online membutuhkan kehati-hatian untuk cerdas memilih informasi yang tersaji. Pilihlah informasi dari sumber resmi dan terpercaya. Beberapa informasi tentang menyusui hanyalah merupakan mitos yang dianggap sebagai fakta, sehingga mungkin bisa berakibat ketidaksuksesan menyusui hingga 2 tahun. Berikut ini beberapa mitos yang banyak beredar, yaitu:

1. Kebanyakan wanita tidak bisa menghasilkan ASI yang cukup. TIDAK BENAR!

Hampir semua wanita menghasilkan ASI lebih dari cukup, bahkan seringkali timbul permasalahan tentang pasokan ASI yang berlebihan. Seorang bayi yang mengalami kenaikan berat badan yang lambat, atau bahkan mengalami kehilangan berat badan, seringkali bukan disebabkan kurangnya produksi ASI, tetapi bayi tersebut tidak berhasil menghisap ASI dengan benar. Biasanya hal ini disebabkan oleh perlekatan yang kurang tepat. Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang ibu baru untuk melakukan IMD segera setelah melahirkan, dipandu oleh petugas kesehatan yang kompeten.

2. Normal kok kalau payudara/puting terasa sakit pada saat kita sedang menyusui. TIDAK BENAR!

Walaupun bukan sesuatu hal yang aneh jika pada hari-hari pertama menyusui seorang ibu akan merasa sedikit kurang nyaman pada payudaranya, tapi kondisi ini seharusnya hanya berlangsung selama beberapa hari saja, dan tidak begitu parah hingga membuat seorang ibu menjadi takut menyusui. Rasa sakit yang amat sangat pada puting ketika sedang menyusui menandakan bahwa bayi belum sempurna perlekatannya. Sakit atau lecet pada puting yang berlangsung lebih dari 3 hingga 4 hari tidak boleh diabaikan, harus dicari tahu penyebabnya. Membatasi waktu menyusu juga bukan cara yang tepat untuk mencegah puting lecet. Usahakan agar tindakan mengistirahatkan payudara dan puting sakit sebagai solusi terakhir.

3. ASI belum cukup keluar pada 3 hingga 4 hari setelah persalinan. TIDAK BENAR!

Seringkali memang nampak demikian karena posisi dan perlekatan bayi belum sempurna sehingga bayi tidak berhasil mengisap ASI yang tersedia di payudara. Pada saat belum banyak ASI yang tersedia (memang normalnya demikian pada beberapa hari pertama setelah kelahiran bayi), posisi dan perlekatan bayi harus sempurna sehingga bayi dapat menghisap ASI dari payudara ibunya. Sering terjadi bayi sudah menyusu selama 2 jam tapi masih kelihatan lapar. Hal ini terjadi karena perlekatan belum sempurna, sehingga bayi tidak dapat minum ASI pertama, yaitu kolostrum. Siapa pun yang menyarankan untuk memerah atau memompa ASI untuk mengetahui jumlah kolostrum yang dihasilkan, jelas tidak memiliki pengetahuan tentang laktasi, dan sebaiknya abaikan saja sarannya. Ketika produksi ASI ibu menjadi banyak, kadangkala bayi tetap dapat minum ASI walau pun perlekatannya kurang baik.

4. Bayi harus menyusu pada setiap payudara masing-masing selama 20 menit. TIDAK BENAR!

Namun demikian, harus dipastikan bahwa bayi tidak sekedar “ngempeng” pada payudara tapi benar-benar “minum”. Apabila ternyata seorang bayi sudah berhasil minum ASI selama 15 hingga 20 menit dari satu payudara, kemungkinan besar dia tidak mau lagi minum dari payudara yang lainnya. Kalau dia hanya minum selama satu menit pada satu payudara, kemudian mengisap sebentar-sebentar atau bahkan jatuh tertidur, selanjutnya hal yang sama juga terjadai pada payudara lainnya, maka besar kemungkinan bayi akan tetap lapar. Seorang bayi akan menyusu dengan lebih baik, lebih efektif, dan lebih lama apabila pelekatan mulut bayi pada payudara ibu telah benar. 

5. Bayi ASI membutuhkan tambahan cairan air putih ketika cuaca sedang panas. TIDAK BENAR!

ASI mengandung seluruh cairan (air) yang dibutuhkan oleh bayi.

6. Bayi ASI perlu tambahan asupan vitamin D. TIDAK BENAR!

Semua orang butuh vitamin D. Produsen susu formula memang menambahkannya pada produk mereka. Namun, bayi lahir dengan hati yang penuh dengan vitamin D, serta kebiasaan menjemur bayi setiap pagi juga membantu mendapatkan tambahan vitamin D melalui sinar ultraviolet. Vitamin D sifatnya larut dalam lemak dan dapat disimpan oleh tubuh. Dalam keadaan tertentu, misalnya ketika ibunya menderita kekurangan vitamin D, maka pemberian tambahan suplemen vitamin D kepada bayi baru dianggap perlu.

7. Seorang ibu harus mencuci putingnya setiap kali sebelum mulai menyusui. TIDAK BENAR!

Pemberian susu formula kepada seorang bayi memang harus sangat memperhatikan faktor kebersihan, karena susu formula merupakan tempat yang baik untuk bagi bakteri berkembang biak dan juga rentan terhadap kontaminasi. Membersihkan atau mencuci puting malah akan menghilangkan minyak alami yang melindungi puting dari risiko lecet karena puting kering.

8. Dengan memompa/memerah ASI, seorang ibu bisa tahu berapa banyak ASI yang dihasilkan olehnya. TIDAK BENAR!

Jumlah ASI yang diperah atau dipompa tergantung pada banyak faktor, termasuk tingkat stres ibu. Bayi yang menyusu dengan benar bisa mengisap ASI jauh lebih banyak dibandingkan jumlah ASI yang berhasil dipompa atau diperah. Jumlah ASI yang berhasil diperah atau dipompa hanya bisa menjadi indikator seberapa banyak ASI yang bisa diperah atau dipompa, bukan sebagai tolak ukur jumlah ASI yang dapat diproduksi secara keseluruhan.

9. Lebih gampang memberikan susu dengan botol dibandingkan bila menyusui secara langsung. TIDAK BENAR!

Namun demikian, seringkali proses menyusui tidak mudah karena tidak ada orang yang berkompeten yang mendampingi saat pertama kali mulai menyusui. Awal yang kurang menyenangkan bisa mempengaruhi proses menyusui selanjutnya. Meski tidak mudah, namun seiring berjalannya waktu, berbagai situasi yang tidak nyaman dapat teratasi dan menyusui menjadi semakin mudah.

10. Kandungan susu formula hampir sama dengan ASI. TIDAK BENAR!

Kandungan susu formula saat ini cenderung disama-samakan dengan kandungan ASI, walau sebenarnya tidak demikian. Setiap kandungan yang tidak terdapat dalam susu formula (tetapi terdapat dalam ASI) diputarbalikkan oleh produsen susu formula dan dianggap sebagai suatu nilai lebih. Intinya susu formula sama sekali berbeda dengan ASI, susu formula berusaha disamakan dengan ASI walau dibuat berdasarkan pengetahuan yang sempit dan tidak menyeluruh tentang kandungan ASI yang sebenarnya. Susu formula tidak mengandung zat antibodi atau kekebalan tubuh, sel-sel hidup, enzim-enzim, dan tidak mengandung hormon. Dibandingkan ASI, susu formula mengandung lebih banyak zat aluminium, mangan, cadmium (sejenis logam berat) timbal, san zat besi. Susu formula juga mengandung jauh lebih banyak protein dibandingkan ASI. Kandungan protein dan lemak yang terdapat dalam susu formula juga berbeda dengan yang terdapat dalam ASI. Kandungan susu formula tidak berubah dari periode awal menyusui hingga akhir, dari hari pertama ke hari ketujuh ke hari ketigapuluh, dari satu ibu ke ibu lainnya, dari satu bayi ke bayi lainnya. ASI dibuat khusus hanya untuk bayi ANDA. Susu formula dibuat dan disamaratakan untuk semua bayi. Susu formula hanya mampu membuat bayi menjadi gendut, tetapi bayi tidak mendapatkan kandungan nutrisi dan zat gizi lainnya yang dibutuhkan, yang semuanya terdapat dalam ASI. 

 

Referensi:

www.ibconline.ca

 

Dapatkan sekarang

Sepenuh Cinta, Ringan dan cepat
0 Disukai
Lihat Juga