Mengapa Bayi Mengisap Jempol?
Sumber: Canva
Admin
22 Feb 2024 14:38 WITA

Mengapa Bayi Mengisap Jempol?

Mengisap jempol termasuk non-nutritive sucking, yaitu mengisap bukan karena butuh asupan atau memenuhi kebutuhan nutrisi, tetapi hanya mencari efek menenangkan dan memberi kenyamanan pada bayi.

Sebenarnya, semua bayi baru lahir butuh mengisap. Hal ini merupakan gerakan refleks yang penting bagi bayi untuk memperoleh makanan dan minuman. Mengisap adalah refleks yang sudah ada sejak bayi masih dalam kandungan. Saat pemeriksaan USG 4 dimensi kadang tampak bayi sedang mengisap jempolnya.

Setelah lahir, ketika puting dan areola dimasukkan jauh ke dalam mulut bayi, maka secara otomatis bayi akan mulai menyusu. Gerakan ini sebenarnya terdiri dari dua tahap. Pertama, bayi meletakkan bibirnya di sekitar areola dengan puting jauh di belakang mulut, di persimpangan langit-langit keras dan lunak, dan menekan payudara di antara lidah dan langit-langit, gerakan ini memaksa ASI keluar. Pada fase kedua, yaitu gerakan memerah ASI, lidah bergerak dari areola menuju puting susu. Keseluruhan proses ini dibantu oleh daya isap bayi.

Koordinasi gerakan mengisap, bernapas, dan menelan merupakan kegiatan yang relatif rumit bagi bayi baru lahir. Jadi, meskipun merupakan gerakan refleks, tidak semua bayi bisa menyusu dengan efektif di hari-hari pertama kelahirannya. Namun, dengan terus berlatih, bayi akan terampil dan mengusai dengan baik cara menyusu untuk mendapatkan nutrisi terbaik dari payudara bundanya.

Mengisap dan mendekatkan tangan ke mulut merupakan tanda lapar bagi bayi pada pekan-pekan pertama setelah kelahiran. Berikutnya, setelah menyusu, gerakan memasukkan jempol atau tangan ke mulut dijadikan sebagai hiburan untuk menenangkan diri.

Apa Manfaat Mengisap Jempol?

Usia 0 - 18 bulan merupakan fase oral, di mana terjadi perkembangan area oromotor, otot daerah sekitar mulut, pipi, rahang dan pencernaan. Pada fase ini, bayi memusatkan rangsangannya pada daerah mulut dan bibir. Sehingga ia berusaha memasukkan semua benda yang dipegangnya ke dalam mulut termasuk jempol atau jari tangannnya, karena mulut dianggap sebagai tempat pemuasan kebutuhannya.

Mengisap jempol akan menstimulasi perkembangan oromotor bayi, yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan lainnya, seperti berbicara dan makan. Mengisap jempol atau memasukkan jari tangan ke mulut akan membantu mendorong refleks muntah yang awalnya di depan menjadi ke belakang, sehingga nantinya bayi akan siap menerima makanan padat di usia 6 bulan.

Perilaku mengisap jempol juga dikaitkan dengan rasa nyaman dan aman pada diri sendiri. Anak biasanya mengisap jempol saat merasa stres. Dengan mengisap jempol akan membantu melepaskan ketegangan dan menenangkan diri saat gelisah. Sebuah studi yang dilakukan di Italia oleh Ferrante et al. melaporkan bahwa perilaku mengisap jempol dalam penelitian mereka dimulai untuk merangsang reseptor nasopalatal dan menerima keseimbangan otot untuk melepaskan ketegangan psikologis dan fisik. Oleh karena itu, tampaknya menghisap jempol erat kaitannya dengan kematangan psiko-emosional seorang anak. Kebanyakan anak menghentikan kebiasaan ini secara spontan pada usia 4 tahun ketika keterampilan manajemen diri sudah lebih berkembang.

Selain itu, dengan mengisap jempol membuat bayi terpapar kuman sehari-hari sejak dini. Hal ini terbukti membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dan mengurangi risiko alergi saat dewasa.

Sampai Kapan Anak Mengisap Jempol?

Lebih dari 70% anak-anak berusia antara 2 hingga 5 tahun menunjukkan kebiasaan ini dan jumlahnya menurun seiring bertambahnya usia anak. Biasanya bayi akan berhenti dengan sendirinya di usia 6 atau 7 bulan atau antara usia 2 hingga 4 tahun. Ketika anak masih tetap mengisap jempol setelah usianya 2 hingga 4 tahun, maka perlu segera mencari tahu penyebabnya dan mulai melakukan upaya untuk menghentikannya. Pasalnya, mengisap jempol dapat mempengaruhi bentuk mulut dan susunan gigi, serta dapat mengakibatkan kelainan bentuk kuku atau paronikia. Risiko terjadinya masalah gigi tergantung pada frekuensi, intensitas, dan lamanya mengisap jempol. Jika anak berhenti mengisap jempol sebelum gigi depan permanennya tumbuh, kemungkinan besar susunan giginya akan membaik dengan sendirinya.

Meskipun beberapa ahli menyarankan untuk mengatasi kebiasaan mengisap jempol sebelum usia 3 tahun, American Academy of Pediatrics menganjurkan penanganan pada anak-anak yang terus mengisap jempol setelah berusia 5 tahun.

Apa yang Dilakukan Agar Anak Berhenti Mengisap Jempol?

Terkadang mengabaikan kebiasaan mengisap jempol saja sudah cukup membuat anak menghentikan sendiri kebiasaan tersebut, terutama jika anak mengisap jempol demi mendapat perhatian. Mengejek, memberi hukuman, atau kata-kata kasar hanya akan membuat anak kesal dan tidak efektif untuk menghilangkan kebiasaan ini. Jika belum efektif, berikut ini cara yang bisa dilakukan untuk menghentikan kebiasaan anak mengisap jempol

1. Gunakan penguatan positif
Puji anak jika berhasil tidak mengisap jempol, bisa juga dengan memberikan hadiah kecil seperti cerita tambahan sebelum tidur, atau jalan-jalan ke taman, dll. Tetapkan tujuan yang dapat dicapai, seperti tidak mengisap jempol satu jam sebelum tidur. Tempelkan stiker pada kalender untuk mencatat hari-hari ketika anak berhasil menghindari kebiasaan mengisap jempol.

2. Identifikasi pemicunya.
Jika anak mengisap jempolnya sebagai respons terhadap stres, kenali masalah sebenarnya dan berikan kenyamanan dengan cara lain, misalnya dengan pelukan atau kata-kata yang menenangkan. Jika anak sering mengisap jempol saat tampak bosan, alihkan perhatiannya, dan alihkan tangannya untuk aktivitas bersama yang menyenangkan.

3. Ingatkan dengan lembut
Jika anak mengisap jempolnya tanpa berpikir, bukan sebagai cara untuk mendapatkan perhatian, ingatkan dengan lembut untuk berhenti. Jangan memarahi, mengkritik atau mengejek.

Apapun cara yang dipilih untuk menghentikan kebiasaan ini, pastikan dikomunikasikan dengan anak, jelaskan dengan kalimat yang mudah dimengerti sesuai usianya. Jika cara yang dilakukan malah tidak menyenangkan, mungkin membuat takut atau tegang, maka segera hentikan.

Sebenarnya, sebagian besar anak akan menghentikan kebiasaan mengisap jempol sebelum mencapai bangku sekolah. Biasanya karena tekanan teman sebaya. Meskipun mungkin masih mengisap jempol sebelum tidur atau menenangkan diri saat sedang kesal, biasanya ini dilakukan saat sendiri dan tidak berbahaya. Memberikan tekanan terlalu banyak untuk menghentikan kebiasannya mengisap jempol malah akan menyebabkan lebih banyak kerugian daripada manfaatnya. Yakinlah bahwa anak akan menghentikan kebiasaan itu dengan sendirinya.

Referensi:
Healthy Children (2020) Pacifier and Thumb Sucking
Gutierrez, D.S. & Carugno, P. (2023) Thumb Sucking. National Library of Medicine
Mayoclinic (2022) Thumb sucking: Help your child break the habit
WebMD (2023) Is It Safe for Babies to Suck Their Thumbs?
Healthy Children (2022) Newborn Reflexes

Dapatkan sekarang

Sepenuh Cinta, Ringan dan cepat
0 Disukai
Lihat Juga