RESPONSIVE FEEDING
Sumber: canva
Admin
10 Aug 2023 14:09 WITA

RESPONSIVE FEEDING

Setelah melewati masa ASI eksklusif di 6 bulan pertama kehidupan, maka mulailah bayi dikenalkan dengan makanan padat. Peralihan dari makanan cair menjadi makanan padat tentulah butuh adaptasi, bukan hanya bayi yang beradaptasi dengan perubahan tekstur, bunda juga perlu belajar menyiapkan MPASI sesuai usia bayi, mengenal tanda lapar dan kenyang, dan tentunya belajar sabar untuk menghadapi setiap tantangan dalam membersamai si buah hati.

Berbekal pengetahuan dari berbagai media cetak dan elektronik, serta dari kelas-kelas MPASI tentunya tidak serta merta semulus apa yang dibayangkan. Bunda perlu mengenali tingkah polah bayi agar bisa mengenali tanda lapar dan kenyang bayi dengan isyarat yang diberikan dan bisa memberikan respon yang tepat. Bunda punya peran menyiapkan menu makanan dan menentukan jadwal makan, namun belum tentu bayi selalu siap menerima sesuai keinginan bundanya. Dengan responsive feeding, bunda dapat berinteraksi aktif dengan bayi dan mengenal isyarat yang diberikan sehingga memungkinkan bayi makan sesuai dengan kebutuhannya untuk tumbuh kembang optimal.

Jika bayi lapar biasanya akan mengecap bibir atau melakukan gerak mengisap, mau membuka mulut ketika melihat sendok/makanan, atau mungkin memasukkan tangan ke mulut atau menangis, atau mencondongkan tubuh ke arah makanan atau menjangkaunya. Kalau sudah merasa kenyang maka bayi akan memalingkan wajahnya dari sendok atau suapan, menutup mulut dengan tangannya, menggeser atau menjauhkan peralatan makan, membuang atau menumpahkan makanannya, atau menggelengkan kepala memberi isyarat sudah tidak mau.

Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk responsive feeding yang efektif:
 1. Bunda perlu mengenali isyarat lapar dan kenyang bayi, bedakan dengan tangisan yang disebabkan oleh masalah lain. Beda kondisi tentu beda pula responyang diberikan.
 2. Ketika tidak lapar, jangan pernah menenangkan bayi dengan menawarkan makanan. Hal ini bisa berakibat bayi makan berlebihan sehingga berisiko obesitas.
 3. Kenalkan MPASI tepat waktu dengan melihat kesiapan anak. Tanda bayi siap makan, yaitu refleks menjulur lidah sudah mulai berkurang, refleks muntah sudah mulai melemah, kepala sudah tegak dan dapat didudukkan dengan bantuan, dan sudah memperlihatkan ketertarikan dengan makanan selain ASI.
 4. Berikan makanan sehat yang bervariasi, lakukan secara berulang-ulang untuk mengenalkan rasanya. Jika bayi menolak, maka coba lagi di jadwal makan berikutnya. Jangan berasumsi bahwa bayi tidak suka atau hanya menyukai jenis makanan tertentu. Bayi terkadang perlu mencoba berkali-kali untuk bisa menerima jenis makanan tertentu. Hindari menawarkan makanan ultraproses dan minuman dengan pemanis.
 5. Berikan makanan dengan konsistensi sesuai tahapan perkembangan bayi
 6. Berikan makanan dengan porsi sesuai kebutuhan bayi dan gunakan peralatan makan yang sesuai dengan tahapan perkembangan bayi.
 7. Bunda perlu sabar, tidak memaksa menghabiskan makanan ataupun mungkin membatasi asupan makanan
 8. Berikan makan dengan penuh kasih sayang, tatap matanya, dan ajak berbicara agar bayi menikmati suasana makan
 9. Bunda perlu fokus saat membersamai makan, tidak boleh ada televisi atau ponsel yang menggangu proses makan
10. Perlu dibuat jadwal rutinitas harian, baik untuk makan, tidur, bermain, dan mandi, sehingga kelak memudahkan anak hidup teratur

Memberikan makan pada bayi terkadang penuh tantangan, maka butuh kesabaran dan kreativitas bunda. Apa pun tantangannya, tetap tenang, rileks, dan optimis, insya Allah semuanya akan berlalu.

Dapatkan sekarang

Sepenuh Cinta, Ringan dan cepat
0 Disukai
Lihat Juga
Admin
05 Sep 2023 13:52 WITA